Saturday, January 31, 2009

Saat Subuh Tiba

gema itu
sekaan dentang waktu
mengingatkan akan malam yang kian berlalu
kemudian bersiap menyambut subuh

namun dimana diriku
terpaku menatap semu
seakan tak perdulikan waktu
tetap bergelut dengan haru

kokok si jantan
seakan kembali memberi tanda
tiba saat memulai segala
melaksanakan rencana atas masa depan

namun bgaimana denganku
tetap beradu dgn ragu
seakan enggan terusik waktu
yang kan truz berlalu

entah mengapa
mata ini seakan enggan berpisah
pada indah sinar purnama
yang memberiku ketenangan

serta enggan bercengkrama pada sang mentari
yang hanya teruz menambah
pundi-pundi beban didiri
tanpa pernah tau perasaan hati

waktu truz bergulir
kuharapp raut kenangan itu pun mengabur
dan pergi, membawa serta semua ini
hingga kembali kudapat menikmati hari

Teruntuk-Mu yang jauh disana

Teruntuk-Mu yang jauh disana
kukabarkan sebuah cerita
akan indah kemilau alam raya
yang sirna demi hingar bingar dunia

dimana hangat sinar mentari
tak mampu lagi meluluhkan sanubari
dari hati yang tega mencuri
kehidupan dari muka bumi

dimana indahnya sinar pelangi
tak mampu lagi memberi arti
akan indahnya berbagi dan memberi
tanpa harus merasa hati tak terberi

dimana gerak tari rayuan pulau kelapa
tak lagi berhiaskan tawa
melainkan duka dan nestapa
atas propaganda sekelompok manusia
yang selalu menyalahkan alam raya
atas semua bencana

tidakkah engkau sadar wahai manusia???
tidakkah engkau jera wahai manusia???

demi gelar berada engkau tega
hancurkan indahnya khatulistiwa
demi tercapainya hasrat kan harta
engkau sanggup mengkambing hitamkan alam raya

tidakkah engkau sadar wahai manusia???
tidakkah engkau jera wahai manusia???

tak ada yang kekal abadi
semua materi duniawi kan hilang ditelan api
bahkan hanya kan menjadi terali
atas diri yang terkurung iri serta dengki

entah kapan semua kembali semula
dimana alam raya tak lagi merana dan kembali tertawa
dimana dunia kembali tersenyum ceria
tanpa ada yang harus terluka diatas semua

teruntuk-Mu yang jauh disana
telah kau dengar jeritan alam raya
telah kau lihat tangisan khatulistiwa
atas apa yang diperbuat manusia-manusia
yang telah diperbudak oleh hasrat semata

kini kuhanya mampu berdoa
kini kuhanya sanggup memohon seraya menengadahkan kepala
moga engkau sudi mendengar segala pinta
moga semua kembali semula
dimana semua berjalan sebagaimana harusnya
semoga....